SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA, SEMOGA BISA BERMANFAAT... Terima Kasih (^_^ )

Sabtu, 09 Maret 2013

Pengamatan Matahari

Pada dasarnya matahari merupakan bintang seperti kebanyakan bintang yang bisa kita lihat ketika di malam hari. Hanya saja matahari menjadi lebih spesial karena merupakan salah satu bintang yang wajahnya bisa kita lihat secara langsung oleh mata dan memiliki jarak cukup dekat dengan bumi dibandingkan bintang-bintang lainnya.

Sejarah Pengamatan Matahari
 
Sejak masa Galileo Galilei (1610) pengamatan terhadap matahari sudah mulai dilakukan, hanya saja pada masa itu pengamatan dilakukan dari bumi dengan bantuan teleskop manual. Bahkan para ahli astronomi dari Kekaisaran China sudah melakukan pengamatan matahari dalam tataran kosmologi dan melakukan pengamatan dengan mata telanjang sejak fajar hingga senja. Mereka menganggap perubahan yang terjadi pada matahari, seperti menurunnya tingkat kecerahan cahaya karena adanya noda matahari, sebagai sebuah pertanda akan datangnya bencana. Tetapi pasca Perang Dunia II, ilmu mengenai matahari  mulai memasuki ruang angkasa sehingga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini memberikan kemajuan besar dibidang astronomi pada umumnya dan matahari pada khususnya. Dan sejak itu dimulailah ekspedisi-ekspedisi luar angkasa untuk mengamati matahari.

Ekspedisi-1

 

Sekitar tahun 1960 Roket V2 Jerman diluncurkan untuk merekam aktifitas matahari secara langsung dari luar atmosfer bumi. Roket V2 menjadi roket pertama yang membawa peralatan khusus yang akan mencatat aktifitas matahari. Tetapi sayangnya film itu tidak pernah ditemukan karena roket tersebut hancur ketika kembali ke bumi. Ya. Tim Roket mengalami kesulitan untuk membawanya kembali ke bumi dengan selamat. Belajar dari kegagalan tersebut, kemudian para astronom merancang ekspedisi berikutnya. Dalam ekspedisi kali ini Tim Roket menyertakan seorang Ahli Astro-Fisika, Don Mitchels, sekaligus penemu koronagraf, yaitu sebuah teleskop yang digunakan untuk mengamati korona dengan menutup bola matahari sehingga hanya bagian korona saja yang terlihat, pengamatan dengan metode seperti ini bisa dikatakan menyerupai simulasi gerhana matahari. Don membantu Tim Roket dengan membawa serta koronograf dalam ekspedisi. Ekspedisi kali ini bertujuan untuk merekam aktifitas matahari, mengirimkan hasilnya melalui bantuan satelit dan merekonstruksinya dengan menggunakan film polaroid.

Pada ahirnya ekspedisi ini membawa hasil. Para ilmuan menemukan adanya pergerakan cahaya putih yang menjauhi matahari dengan kecepatan cukup tinggi. Inilah badai matahari atau yang kita kenal dengan CME (Coronal Mass Ejection). Hasil penelitian ini memberikan gambaran aktifitas matahari secara lebih mendalam. Tetapi pada masa itu para ilmuan belum mengetahui apa dampak aktifitas tersebut bagi bumi?

Ekspedisi-2
 
Untuk mencari tau lebih jauh aktifitas matahari, pada tahun 1973 SKYLAB diluncurkan sebagai stasiun luar angkasa yang mengawasi aktifitas matahari secara langsung dengan merekam minimal 1 CME setiap harinya.

Stasiun luar angkasa pertama Skylab. Courtsey: wikipedia

Ekspedisi-3
 
Untuk mendukung SKYLAB, tahun 1995 SOHO diluncurkan untuk mengawasi aktifitas matahari selama 24 jam penuh dengan penampakan mata biasa dan ultraviolet. Orbit SOHO terletak di antara bumi dan matahari dimana grafitasi keduanya seimbang. SOHO sendiri merupakan proyek luar angkasa hasil kolaborasi Agen Angkasa Eropa dan NASA. Peluncuran ini dimaksudkan untuk mempelajari fisik dan struktur matahari serta untuk mengetahui tanda bahaya terkait aktifitas matahari dan dampaknya terhadap bumi, seperti badai matahari.

Aktifitas Matahari
 
Dalam 20 tahun terahir diketahui bahwa energi matahari mengalami perubahan. Hal tersebut terlihat dari jumlah sunspot yang mengalami perubahan secara terus-menerus. Jumlah sunspot memberikan pengaruh besar terhadap volume dan energi yang di lontarankan oleh CME (Coronal Mass Ejection). Semakin banyak jumlah sunspot di matahari maka semakin besar pula volume dan energi CME yang akan dilontarkan.

Sunspot merupakan bintik hitam di permukaan matahari yang terbentuk dilokasi dimana terdapat medan magnet yang cukup besar, dan sunspot bisa berukuran lebih besar dari ukuran bumi. Area bintik hitam ini memiliki suhu 1000 derajat lebih rendah dibandingkan permukaan disekelilingnya dan bisa bertahan hingga 4 bulan. Sedangkan CME (Coronal Mass Ejection) merupakan energi matahari (terdiri dari elektron) yang terlepas dan berhembus keluar menjauhi matahari. Ketika CME dilontarkan dalam jumlah besar melebihi 10 juta ton/detik dengan kecepatan melebihi 500 km/detik maka dia akan berubah menjadi badai matahari.

 

Proses terjadinya badai matahari sangat dipengaruhi oleh banyak tidaknya keberadaan titik-titik medan magnet. Jalur medan magnet matahari berputar searah dengan rotasi matahari (ke kanan) dan kekuatan magnet matahari selalu mengalami perubahan tergantung pada aktifitas yang ditimbulkan oleh rotasi matahari. Matahari selalu mengalami peningkatan aktifitas setiap 8-15 tahun, dan setiap edaran tersebut, jalur magnetik matahari mengalami kekacauan yang mengakibatkan munculnya bintik-bintik matahari. Pada puncak edaran matahari (solar max) inilah biasanya matahari mulai menyerang dengan badainya dikarenakan pada puncak edaran ini jumlah sunspot semakin banyak sehingga jumlah volume dan energi yang dilontarkan CME juga semakin besar. Ketika edaran bintik matahari meningkat maka cahaya matahari akan melemah, dan sebaliknya, ketika bintik matahari melemah matahari akan bersinar lebih terang bahkan hingga mencapai 1000 kali lipat. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai matahari bisa menilik artikel berikut Mengenal Badai MatahariBadai Matahari Tidak Membahayakan Bumi dan Mengenal Matahari

Conclusion
 
Kita tidak pernah tau apa yang bisa matahari lakukan pada bumi? walaupun kita sudah memiliki tekhnologi yang begitu maju. Ya. Tekhnologi kita memang semakin maju. Tapi kebanyakan dari kita justru semakin melupakan alam. Lihatlah mereka yang keluar di malam hari, mereka sudah tidak peduli lagi ketika bintang dan bimasakti sudah tidak lagi terlihat. Mereka terlalu sibuk untuk melihat ke atas. Perlu kita ketahui bahwa matahari mendominasi planet kita dalam hal ukuran dan kekuatan. Perubahan sekecil apapun yang terjadi di matahari akan memberikan pengaruh pada bumi. Apapun yang terjadi pada matahari bumi harus mengikutinya. Dan apapun yang terjadi pada bumi manusiapun harus mengikutinya. Setiap pagi matahari terbit untuk membangunkan kita, mengendalikan planet kita, membuat kehidupan terus berjalan, dan yang bisa kita pastikan hanyalah bahwa matahari akan terbit kembali esok hari. Sadarkah, kita hanya mahluk kecil dalam dunia yang begitu amat sangat luasnya, dengan ancaman yang begitu besarnya diluar sana. Semoga dengan ini manusia menjadi semakin sadar betapa kecilnya mereka dihadapan Tuhannya.

Sumber : National Greographic – Solar Blast

Badai Matahari

Ketika mendengar kata badai matahari, apa yang terlintas di benak anda? Apakah naga yang menyemburan api dan melahap habis bumi? Atau puting beliung yang bermaterial api? Atau ada banyak matahari yang menghujam bumi? Kata-kata ‘badai’ memang menagarahkan pembaca pada pengertian bencana yang besar. Lalu, apa yang dimaksud dengan badai matahari? Apakah sama bahayanya juga dengan badai-badai yang lainnya?

Pada dasarnya, badai matahari merupakan lontaran dari masa korona (CME/ Coronal Mass Ejection) dalam jumlah besar yang kemudian radiasinya menyebar ke antariksa, termasuk ke bumi.

Matahari merupakan bintang kuning yang masuk dalam klasifikasi bintang G, dengan suhu permukaannya 5.770 kelvin dan suhu inti 14 juta kelvin. Materi penyusun tubuh bintang ini berupa hidrogen (75%), helium (24%) dan unsur-unsur lainnya (1%).

Seperti halnya bintang-bintang lain yang ada di alam ini, matahari juga memiliki aktivitasnya sendiri. Pada inti matahari yang bersifat cair, terjadi reaksi fusi termonuklir yang menghasilkan energi sangat besar. Dalam artikel Mengenal Badai Matahari oleh Ma’rufin Sudibyo, dituliskan bahwa energi yang dihasilkan oleh reaksi fusi tersebut sebesar 385 milyar Peta Joule/ detik, atau dapat dianalogikan bahwa energi tersebut dapat menyalakan satu juta rumah dengan daya masing-masing 2000 watt selama enam milyar tahun tanpa henti. Waowh!! Namun demikian energi yang besar tersebut diproduksi untuk menjaga stabilitas ukuran matahari, akibat adanya keseimbangan antara pengerutan gravitasi oleh massanya dengan tekanan radiatif yang diproduksi reaksi fusi termonuklir.

Lalu, apa hubungannya reaksi fusi dengan badai matahari?? Sebentar, ini baru perkenalan awal. Bukankah tak kenal maka tak sayang?? Mari kita lanjutkan ?

Kembali mengutip dari artikel Mengenal Badai Matahari, bahwa energi dari reaksi fusi tersebut dihantarkan ke permukaan matahari secara konveksi, dan aktivitas ini menghasilkan medan magnet yang sangat kuat di permukaannya. Karena adanya perbedaan periode rotasi matahari antara ekuator (25,4 hari) dengan kutub (36 hari) menyebabkan garis-garis gaya magnet yang mengalami puntiran, sehingga menonjol keluar dengan suhu yang lebih rendah (1500 Kelvin) dan berwarna hitam. Area tersebut bernama sunspot atau bintik matahari. Bintik matahari ini merupakan pusat terjadinya flare matahari atau pelepasan material korona.

Medan magnet dimatahari mengalami puntiran dan melepas kan korona

Pelepasan material korona (CME) akan terjadi ketika bintik matahari sudah tidak mampu lagi menahan pancaran energi, sehingga akan terjadi muntahan energi yang disalurkan sebagai arus proton dan elektron serta terisi oleh garis-garis medan magnetik. Jika masa yang terlepas hanya ‘sedikit’ dengan jumlah 1,6 juta ton/ detik, maka aktivitas tsb masih dikatakan sebagai angin matahari biasa saja, namun jika materi yang dikeluarkan hingga mencapai 10-100 juta ton/detik dengan kecepatan 500 km/detik, ini baru dapat kita sebut sebagai badai matahari.

Selanjutnya, material yang terlontar tersebut akan bergerak menjauhi matahari dan akan sampai di bumi rata-rata pada h+3. Ketika sampai di bumi, maka ia akan berinteraksi dengan magnetosfer bumi dan mengalir turun ke kutub-kutub bumi sesuai dengan garis-garis medan magnetik. Dampaknya? Ada dua pilihan, yakni biasa saja dan sungguh luar biasa. Pilihan tersebut tergantung pada massa corona yang terlontar oleh matahari.

Interaksi proton dan elektron dengan magnetosfer

Lontaran masa corona dapat diklasifikasikan dalam tiga kelas berdasarkan kecerlangan pada gelombang sinar-x. Ketiganya adalah:
  • Kelas X, merupakan klasifikasi untuk ledakan yang paling besar dan dasyat yang terjadi di Matahari. Ledakan kelas ini bisa menyebabkan terjadinya gangguan pada jaringan listrik karena transformator dalam jaringan listrik akan mengalami kelebihan muatan, gangguan telekomunikasi (merusak satelit, menyebabkan black-out frekuensi HF radio, dll), navigasi, menyebabkan korosi pada jaringan pipa bawah tanah dan terjadinya badai radiasi yang panjang di lapisan teratas atmosfer.
  • Kelas-M, merupakan ledakan kelas menengah yang kekuatannya 1/10 dari energi fluks flare kelas X. Biasanya flare di kelas ini hanya meyebabkan terjadinya pemadaman (blackout) singkat pada frekuensi radio khususnya untuk area kutub dan badai radiasi yang minor.
  • Kelas-C, jika dibandingkan dengan kelas M dan X, kelas C jelas merupakan flare yang terhitung berskala kecil dan hampir tidak memiliki akibat pada Bumi. Kekuatannya 1/10 energi fluks flare kelas M.
Selain adanya berbagai dampak negatif, badai matahari juga mampu menghadirkan fenomena indah di bumi, berupa tarian cahaya aurora di daerah lintang tinggi. Ini merupakan dampak biasa dari adanya lontaran korona matahari terhadap bumi. dampak yang sungguh luar biasa dapat kita lihat pada kasus Badai Carrington, 1 September 1859 dan juga badai matahari pada tanggal 13 Maret 1989 yang mampu membakar jaringan listrik Ontario Hydro, dan menyebabkan menyebabkan 6 juta penduduk Quebec (Canada) harus hidup tanpa listrik selama 9 jam.

Pada tahun-tahun ini diperkirakan jumlah sunspot pada permukaan matahari akan bertambah sehingga bertambah pula intensitas dari akitivitas matahari, namun demikian fenomena ini merupakan fenomena yang alamiah. Disebutkan oleh Ma’rufin Sudibyo bahwa medan magnet Matahari memiliki siklus 22 tahun dengan jumlah bintik matahari meningkat setiap 8 hingga 15 tahun sekali (rata-rata 11 tahun sekali). Jadi intinya, badai matahari ini merupakan aktivitas yang biasa terjadi pada bintang matahari. Kita tidak perlu khawatir secara berlebihan terhadap fenomena ini, namun tetap harus waspada.

Planet Mars

Planet Mars adalah planet keempat dalam Tata Surya, yang sekaligus menjadi planet kedua terdekat dengan bumi setelah Venus. Nama Mars diambil dari nama dewa orang Romawi yang memiliki arti Dewa Perang. Sementara itu dari penamaan lain, Mars juga menjadi icon gender laki-laki serta kemudaan.

Planet Mars memiliki periode orbit 687 hari bumi, artinya dalam satu kali putaran orbit terhadap matahari, atau dapat dikatakan satu tahun di Mars akan sama dengan 1 tahun 320 hari 18,2 jam di bumi. Jika dibandingkan dengan bumi, ukuran Mars lebih kecil dengan jari-jarinya yang hanya setengah dari jari-jari bumi.


Jika dilihat dari bumi, Mars akan tampak berwana kemerahan. Memang tidak salah, karena pada kenyataannya permukaan Mars didominasi oleh warna merah sebagai akibat dari tanahnya yang banyak mengandung besi (III) oksida (FE3O2). Permukaan mars memiliki konfigurasi yang beragam, seperti kawah, gunung berapi, kawah yang curam, palung, lembah, gurun, dan lapisan es. Namun demikian konfigurasi paling menarik dari permukaan mars ini adalah gunung-gunung apinya yang menjulang tinggi. Bahkan salah satu gunungapinya bernama Olympus Mons merupakan gunung tertinggi di tata surya. Jika dibandingkan dengan gunung tertinggi di bumi, maka dibutuhkan tiga Mount Everest untuk menyamai ketinggian Olympus Mons. Gunung-gunung tertinggi di Mars ini dapat dijumpai di dekat dataran tinggi Tharsis seperti Ascraeus Mons, Pavonis Mons dan Arsia Mons.

 Gunung-gunung di dataran tinggi tharsis planet mars

Selain gunung tertinggi, Mars juga mempunyai ngarai terbesar di Tata Surya yaitu Valles Marineris dengan ukuran panjang 4000 Km, lebar 200 km dan kedalaman 7 km. Planet ini merupakan planet yang berbatuan dengan dengan tutupan es di kedua kutubnya. Serta atmosfer tipis yang terdiri dari karbon dioksida 95%, nitrogen 3% dan 1,6% argon.

Valles Marineris. Image courtesy NASA/JPL-Caltech

Planet merah ini memiliki beberapa kemiripan dengan bumi, seperti kemiringan sumbu planet, memiliki dua kutub yang memiliki lapisan es, serta beberapa mineral penyusun tanahnya. Kemiringan sumbu planet sekitar 25,2 derajat menjadikan musim di mars hampir sama dengan musim di bumi, hanya saja masa siklus musim di mars bisa dua kali lebih lama dari pada di bumi, karena jarak mars terhadap matahari lebih jauh dari pada jarak bumi-matahari.

Kutub Utara yang kaya akan lapisan es

Dalam perjalanannya mengorbit Matahari, Mars memiliki dua satelit alami yakni Phobos dan Deimos. Phobos adalah satelit urutan pertama sekaligus terbesar dan terdekat dengan planet Mars. Sedangkan Deimos adalah satelit terluar dan terkecil yang dimiliki Mars. Dilihat dari penamaannya, Phobos mempunyai arti kepanikan atau ketakutan, sedangkan Deimos mempunyai arti terror atau kematian. Jika dilihat dari fisiografis kedua planet ini satelit Phobos cenderung lebih kasar dari pada permukaan di satelit Deimos.

Satelit Alam Phobos yang cenderung permukaan nya berkawah dibanding satelit alam deimos

Macam-macam Galaksi

Galaksi merupakan sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas bintang-bintang(dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang hitam), gas + debu kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan materi gelap. Asal mula kata galaksi berasal dari bahasa yunani yaitu galaxias yang berarti susu. Kata galaxias saat itu cenderung mengacu dengan galaksi kita yaitu galaksi bimasakti. Galaksi terdiri dari ratusan bintang (baik bintang ganda maupun bintang tunggal), Cluster, nebula, planet dan medium antar bintang. Matahari yang merupakan salah satu bintang yang mengelilingi galaksi nya sendiri berdasarkan garis edarnya. Galaksi berdasarkan bentuk nya dibedakan atas tiga jenis utama yaitu Galaksi elliptikal, Galaksi spiral, dan Galaksi tak beraturan.

Jenis galaksi Eliptikal adalah jenis galaksi yang diperkirakan mempunyai bentuk ellipsoidal dan terlihat lembut karena terang nya cahaya antar bintang, hampir keseluruhan bentuk fisik nya rata dan terang. Morfologi dari galaksi eliptikal ternyata sangat bermacam-macam mulai dari yang berbentuk hampir bulat seperti eplisoidal hingga hampir berbentuk datar. Dengan beraneka macam nya bentuk yang ada, hal ini ternyata sangat mempengaruhi jumlah dari banyak nya bintang yang ada didalam sebuah galaksi. Mulai dari ratusan juta bintang hingga lebih dari satu trilyun bintang. Klasifikasi morfologi eliptikal ini telah diklasifikasikan oleh Edwin Hubble dalam skema klasifikasi Hubble. Contoh dari jenis Eliptikal galaksi adalah M32, M49 dan M59.

Klasifikasi Skema Hubble pada Galaksi Eliptikal

Jenis Galaksi Spiral adalah jenis galaksi yang terdiri atas pusaran bintang dan medium antar bintang dimana pada garis tengah nya atau pusat galaksi terdiri dari bintang bintang yang berumur sangat tua. Dilihat dari bentuk nya, galaksi berjenis spiral mempunyai lengan yang cerah disetiap sisinya. Dalam klasifikasi skema hubble jenis spiral galaksi diberi daftar dengan kode S(Spiral) dan SB (Barred Spiral) tergantung dengan bentuk lengan nya kemudian diikuti huruf abjad yang mengindikasikan tingkat kerapatan antar lengan spiral dan tonjolan pada pusat galaksi. Seperti hal nya sebuah bintang beserta planet-planet nya, lengan spiral galaksi selalu memutari pusat dari galaksi dengan kecepatan relatif konstan meskipun waktu yang dibutuhkan untuk mengelilingi nya sangat lama. Lengan spiral merupakan daerah pada bagian galaksi yang paling padat materi atau sering disebut “Densiy Waves”. Dibagian inilah grafitasi antar bintang mulai merapat sehingga semakin nampak lengan spiral dari sebuah galaksi maka semakin banyak pula jumlah bintang-bintang dan dibagian inilah tempat dilahirkannya bintang-bintang muda. Contoh dari Galaksi jenis spiral adalah M31 (andromeda), M33 (triangulum) dan M51 (Whirlpool)

Klasifikasi Hubble pada Galaksi Spiral dan Barred Spiral

Jenis galaksi tak beraturan. Jenis galaksi tak beraturan yang dimaksud adalah jenis galaksi yang bentuk nya bukan eliptikal maupun spiral. Pada jenis galaksi ini bentuk dari galaksi sangat bermacam-macam ada yang disebut “Dwarf” Galaksi atau galaksi cebol yang dikarenakan besar galaksi ini lebih kecil dari galaksi pada umumnya, Ring Galaksi yaitu galaksi yang bentuk nya seperti cincin yang mana ditengahnya ada pusat dari galaksi dan Lentikular galaksi dimana Bentuk dari galaksi ini merupakan perpaduan antara jenis Eliptikal dan Spiral. Contoh dari jenis Dwarf Galaksi adalah M110, Ring Galaksi adalah Objek Hoag dan Lentikular galaksi adalah NGC 5866.HG
(Referensi: en.wikipedia.org)

Contoh Jenis Galaksi Eliptikal
Contoh Jenis Galaksi Spiral dan Barred Spiral

Contoh Jenis Galaksi Tak Beraturan

12 Orang Paling Beruntung yang Melihat Bumi dari Bulan.

Meninggalnya Neil Armstrong sebagai manusia yang pertama kali menjejakkan kaki di bulan menyisakan kisah menarik tentang sejarah perjalanan umat manusia di bulan. Paling tidak, sejak 1972 tak ada lagi misi antariksa yang membawa manusia di tempat ini.

Sejak misi pertama Niel Amstrong mendarat di Bulan pada 21 Juli 1969 sampai sekarang ada hanya ada 12 orang yang pernah menjejakkan kaki di Bulan. Beberapa proyek selanjutnya, orang lebih senang mengirim robot dan berbagai alat canggih untuk menggantikan tugas langka ini.

Dikutip dari the Sun (28/8), berikut 12 orang paling beruntung yang pernah melihat Bumi dari Bulan.

Neil Amstrong

Adalah orang pertama yang menjejakkan kaki di bulan. Karena jasanya ini, Niel dianggap dan dielu-elukan sebagai pahlawan Amerika. Sekembali dari bulan, Niel hidup sebagai seorang professor kehormatan di sebuah universitas di Amerika. Ia menutup usia pada hari Sabtu (25/8) kemarin di usia 82 tahun. Kata-kata mutiara darinya yang paling dikenal adalah “That's one small step for man, one giant leap for mankind”. Kata ini yang terucap olehnya saat berada di bulan.

Buzz Aldrin

Namanya mengisnpirasi sebuah karakter kartun produksi Walt Disney, Buzz Lightyear, karakter astronot di seri Toy Story. Buzz mendarat di bulan pada 21 Juli 21 1969 bersama Niel Amstrong. Setelah pulang dari bulan Ia menjadi seorang ayah 3 orang anak dan sekarang berusia 82 tahun. Sayangnya, masa tuanya sangat suram, terjebak dalam ketagihan alkohol dan mengalami 3 kali perceraian. Buzz sempat terlibat dalam statmen kontroversial yang menyebuat pendaratannya di bulan bersama Niel adalah palsu. “Beautiful, beautiful, magnificent desolation,” kata-katanya saat berada di Bulan.

Pete Conrad

Pete mengawali petualangan pertamanya di bulan pada 19 November 1969. Ia pernah dua kali menikah dan bekerja untuk sebuah stasiun televise. Pada taun 1999 ayah dari 4 orang anak ini mengalami kecelakaan lalulintas dengan sepeda motonya. Meski berhasil dibawa ke rumah sakit, namun karena pendarahan nyawanya tak dapat tertolong dan harus meregang nyawa di usia 69 tahun. Kata-kata saat di bulannya, “The flight was extremely normal... for the first 36 seconds, then after that got very interesting”

Alan Bean

Sejarah mencatat Alan sebagai astronot ke empat yang berhasil menjejakkan kaki di bulan pada 19 November 1969 bersama Pete Conrad. Alan sekarang berusia 80 tahun dan bekerja sebagai pekerja seni untuk tema luar angkasa setelah meninggalkan NASA. Ayah dua orang anak ini sangat terkenal melalui lukisan luar angkasanya. Kata-katanya saat dibulan, “This is the moon, that is the Earth. I’m really here, I’m really here.”

Alan Shepard

Alan datang ke bulan pada misi yang dijalankannya pada 5 Februari 5 1971. Setelah pulang dari bulan Ia bekerja di perusahaan Golf dan menjadi dewan di beberapa perusahaan. Ayah dari tiga orang anak ini meninggal pada tahun 1998 di usia ke 74 tahun karena leukaemia. Kata-katanya saat berada di bulan, “It’s a very sobering feeling to be up in space and realise that one’s safety factor was determined by the lowest bidder on a government contract.”

Edgar Mitchell

Mitchell melakukan misi di bulan pada 5 Februari 1971. Setelah kembali ke Bumi, Ia menjadi tokoh yang percaya akan keberadaan UFO. Dan getol berkampanye melawan skeptis yang di sosialisasikan pemerintah Amerika sejak Ia keluar dari NASA pada tahun 1972. Ia juga sempat mengutarakan bahwa pemerintah Amerika telah membedah Alien dan merahasiakan ke publik. Saat ini Ia dikaruniai 6 ornang anak dan telah bercerai dengan istrinya. Kata-katanya saat di bulan, “My view of our planet was a glimpse of divinity”

David Scott

David memulai misi ke bulan pada 31 Juli 1971. Wajahnya sempat ada di perangko langka terbitan Amerika. Ia menikah dan ayah dari dua orang anak. Saat ini ia berusia 80 tahun dan bekerja sebagai konsultan untuk acara televise dan film di Amerika. Kata-katanya saat di bulan, “I don’t see a hostile world. I see the radiant body where man has taken his first steps into a frontier that will never end.”

James Irwin

Irwin melakukan misi di bulan pada 31 Juli 1971. Sekembali dari bulan, Ia menjadi sosok yang sangat religius dan sempat menjadi seorang pengkotbah. Dalam hidupnya Irwin sangat terobsesi dengan pencarian kapal nabi Nuh. Ia menikah dan memiliki 5 orang anak. Tahun 1991, di usia 61 tahun, ia meninggal karena serangan jantung. Kata-katanya saat di bulan, “I felt the power of God as I’d never felt it before.”

John Young

Younge adalah astronot ke 9 yang pernah menapakkan kaki di bulan. Misinya terjadi pada 21 April 1972. Setelah dari bulan, ia masih bekerja untuk NASA sampai pension di usia 74 tahun, Ia masih bekerja untuk NASA. Ayah dari dua orang anak ini menikah dua kali dan saat ini berusia 81 tahun. Kata-katanya saat di bulan “Anyone who sits on the world’s largest hydrogen-oxygen-fuelled system, knowing they’re going to light the bottom, and doesn’t get a bit worried, does not fully understand the situation.”

Charles Duke

Melakukan misinya pada 21 April 1972, Duke menjadi salah seorang astronot termuda yang pernah berpetualang ke bulan, dengan usia saat itu, 36 tahun. Sekembali dari bulan, Ia kemudian berprofesi sebagai seorang pendeta yang sering berkotbah di tahanan. Ia menikah dan sampai sekarang dikaruniai dua orang anak. Saat ini usianya 76 tahun dan aktif sebagai donator di sekolah astronot untuk pemula. Kata-kata saat dibulannya, “The blackness was so intense.”

Harrison Schmitt

Harrison melakukan misi ke bulan pada 11 Desember 1972. Setelah keluar dari NASA, Ia kemudian memulai karir di dunia politik dan berhasil menjadi senator dari partai republik pada tahun 1975. Sayangnya tahun 1982 partainya di pecundangi pesaingnya, partai demokrat. Saat ini ia berusia 77 tahun, menikah dan tidak memiliki anak. Kata-katanya saat di bulan, “You have to be there to really know what it’s like.”

Eugene Cernan

Adalah orang terakhir, sampai sekarang, yang pernah datang ke bulan. Misi pendaratan di bulannya terjadi pada 11 Desember 1972. Saat ini Ia berusia 78 tahun dan ayah dari 3 orang anak. Setelah meninggalkan NASA Eugene kemudian menjadi cendikiawan yang sering diundang di berbagai acara televise. Kata-kata saat di bulannya, “I stood in the blue darkness and looked in awe at the Earth from the surface. What I saw was almost too beautiful to grasp.”

Jumat, 08 Maret 2013

Dampak Jatuhnya Meteor di Bumi


Dampak Meteor Menghantam Bumi

Meteorid bergerak cepat sekali karena adanya gaya grafitasi matahari. Matahari menarik meteorid dari jauh, makin lama makin cepat. Ketika sudah dekat matahari, meteorid segera di belokkan dan bergerak menjauhi matahari. Ketika Meteorid ini bergerak melewati Bumi , gaya grafitasi Bumi menarik meteorid dan masuk ke atmosfir bumi. Meteorid bertumbukan dengan partikel udara di atmosfir menyebabkan meteorid ini berpijar menjadi meteor.

Meteor yang jatuh ke Bumi bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi. Kecepatan rata-ratanya sekitar 10 – 70 kilometer per detik. Cepat sekali, kan? Bandingkan dengan kecepatan kereta api super cepat Shinkansen yang hanya 83,3 meter per detik atau 300 kilometer per jam. Meteor paling lama berpijar di langit sekitar 3 detik. Planet-planet terlalu jauh letaknya dari Bumi jadi tidak jatuh ke Bumi. Begitu Juga dengan asteroid, meski sangat kecil tetapi misebagian besar letaknya lebih jauh dari planet Mars. Itulah mengapa asteroid dan planet tidak jatuh ke Bumi.

Masuk ke Atmosfer Bumi
 
Tumbukan benda luar angkasa (meteor, asteroid, komet) ke Bumi jelas  di awali dengan masuknya benda tersebut ke atmosfer atas. Saat masuk, kecepatannya berada antara 11 hingga 72 kilometer per detik. Sudut masuknya juga beragam. Mulai dari samping (menyenggol) atau tegak lurus (menusuk) Bumi.  Yang paling mungkin adalah sudut tumbuk 45 derajat.

Tercelupnya meteor ke dalam atmosfer akan memperlambat gerakannya. Benda yang kecil akan sepenuhnya hancur karena gesekan dengan atmosfer sehingga tidak dapat menginjak tanah. Benda yang cukup besar akan mampu menerobos hingga menghantam permukaan Bumi dan menghasilkan kawah besar disertai beberapa proses yang mempengaruhi lingkungan lokal, regional bahkan global.

Pengaruh lingkungan yang dihasilkan tumbukan terkait erat dengan Energi dari meteor tersebut. Dan kita telah belajar di SMP kalau Energi ini tentulah energi kinetik dan karenanya tergantung pada kecepatan dan massa dari meteor tersebut. Bila meteor tersebut bulat, maka massa tergantung pada kepadatannya dan ukuran diameternya. Semakin cepat dan semakin besar meteor tersebut akibatnya energinya semakin tinggi dan dampaknya semakin parah. Untungnya semakin besar energi yang dimiliki meteor, semakin langka ia menabrak Bumi.

Dalam separuh perjalanannya dalam atmosfer, meteor mendapatkan geseran (drag) atmosfer yang bisa menghabisi seluruh meteor bila ukurannya kecil. Kecepatannya melambat seiring bertambah padatnya atmosfer. Tekanan stagnasi di ujung depan (wajah) meteor akan meningkat dan berusaha mengkompres meteor dari depan. Sementara itu tekanan di bagian ekor justru tidak ada sama sekali. Pada gilirannya, tekanan ini melebihi kekuatan dari meteor dan meteor mulai pecah. Bila diperhatikan baik-baik, kita mungkin melihat meteor waktu malam meletup beberapa kali dalam trayeknya. Letupan ini merupakan tahapan pelepasan satu demi satu tubuh meteor mulai dari yang paling lemah. Bagian meteor yang paling kuat dan berhasil jatuh ke tanah (meteorit) terlihat 10 kali lebih lemah daripada saat ia pecah. Saat ini masih misteri mengapa kekuatan ini tidak sama.

Jadi pada awalnya hanya ada satu meteor besar di luar atmosfer Bumi. Begitu masuk ke Atmosfer, ia berubah menjadi rombongan jemaah meteor kecil. Yang paling lemah di belakang, yang paling kuat di depan. Semakin dekat ke permukaan mereka semakin ramai. Walau begitu ukuran mereka secara total masih kurang dari ukuran awalnya, karena sebagian materi habis dan energinya juga terlepas di udara. Ada dua jenis gerombolan meteor ini, satu yang anggotanya terpencar seperti terompet bunga kembang sepatu. Tipe kedua adalah gerombolan yang terfokus ke satu titik seperti alas kerucut.

Mendekati bumi, meteor terbesar dalam rombongan ini akan mengirimkan gelombang kejutnya ke permukaan tanah. Gelombang ini adalah daerah di depan meteor dimana terjadi dekompresi antara meteor dan atmosfer. Gelombang kejut ini berlapis. Bagian terdepannya akan menghantam permukaan bumi dan dipantulkan kembali. Akibatnya, gelombang pantul ini bertemu dengan gelombang lapis kedua yang menyongsongnya. Terjadilah suara letupan yang sangat nyaring.

Menyentuh Permukaan

Kawah

Bila meteor berhasil tiba di permukaan Bumi, maka meteor tersebut akan membentuk kawah. Besarnya (diameter dan kedalaman) kawah tergantung pada kepadatan permukaan yang dihantamnya. Kawah yang dibentuk oleh meteor di batuan lebih kecil dari kawah yang dibentuk meteor yang sama jika ia jatuh di air. Tentu saja kawah yang terbentuk di air akan segera lenyap sambil mengirimkan energinya dalam bentuk gelombang air ke segala arah.

Kawah meteor dengan kawah gunung berapi beda. Kawah meteor memiliki tanda-tanda bekas mengalami tekanan sangat tinggi. Batuan di cekungan kawah yang besar akan membentuk lapisan lelehan (yang terjadi karena batuan digencet dengan sangat cepat dan kuat). Pada kawah yang lebih kecil, lelehan yang terbentuk bercampur dengan bresia.

Bola Api

Kompresi kuat di permukaan bumi yang ditimpa pada saat tumbukan meningkatkan suhu dan tekanan secara drastis di sekitar lokasi jatuhnya meteor. Bila meteor jatuh dengan kecepatan lebih dari 12 km per detik, tekanan kejut cukup besar untuk mencairkan seluruh meteor dan permukaan yang ditimpa. Bila kecepatan lebih dari 15 km per detik, sebagian bahkan menguap. Uap yang terjadi pada tekanan dan suhu sangat tinggi akan mengembang dengan cepat dan inilah bola api yang muncul saat terjadi tumbukan meteor dengan tanah.
Ukuran bola api ini tergantung energi tumbukan tersebut. Semakin besar energi tumbukan, semakin besar bola apinya. Bahan-bahan dapat terbakar bila terpaparkan oleh bola api ini. Bila anda berada dalam bola api ini, yang pertama kali terbakar adalah kulit anda, bukannya pakaian anda. Malahan, pakaian merupakan bahan yang paling sulit terbakar. Urutan dari yang pertama terbakar adalah tubuh manusia,  pohon, kertas, rumput, papan dan terakhir pakaian.

Gempa

Selain di udara, dampak tumbukan terjadi juga di tanah. Gelombang kejut yang dihasilkan oleh tumbukan menjalar dalam bentuk gelombang ke segara arah dari lokasi tumbukan. Tentunya semakin jauh energinya semakin kecil.

Lontaran
 
Saat penggalian kawah, material yang pada awalnya berada di dekat lokasi tumbukan akan terlontar secara parabolik menjauhi lokasi tumbukan, atau semata terseret saat terbentuknya kawah dan  menjadi bagian bibir kawah.

Letupan
 
Bila gelombang kejut di tanah menghasilkan gempa, di laut menghasilkan tsunami, maka di udara menghasilkan letupan. Letupan suara dari tumbukan 1 kiloton mampu meruntuhkan jembatan layang bila jaraknya 133 meter dari lokasi kejadian. Gedung bertingkat dalam radius 400 meter akan rubuh sementara bagi mereka yang berada pada radius 1.1 km, dampaknya adalah pecahnya kaca jendela.

Jatuh di Air
 
Tumbukan meteor justru dua kali lebih sering terjadi di air daripada di darat. Hal ini terutama karena planet bumi sendiri 2/3 nya adalah lautan. Kawah juga dapat terbentuk di dasar lautan tepat dilokasi tumbukan. Kawah ini tentunya lebih kecil daripada kawah yang mungkin terbentuk oleh meteor yang sama di darat. Hal ini karena sebelum mencapai dasar laut, meteor akan diperlambat sekali lagi oleh lapisan air dan perlambatan ini tergantung pada seberapa dalam air tersebut.

Bola api dan letupan yang muncul tidak berbeda dengan yang terjadi di darat. Air tidak berpengaruh pada dua dampak ini. Walau begitu, gempa akan lebih kecil dan semakin kecil bila air tersebut dalam.

Ada dampak lain yang unik bila meteor jatuh di air, yaitu tsunami. Sayangnya, pengetahuan kita mengenai bagaimana mekanisme terjadinya tsunami yang terbentuk oleh tumbukan meteor masih belum cukup. Akibatnya tidak jelas bagaimana dampak tsunami tersebut bagi masyarakat di pinggir pantai. Di satu pihak, ada ilmuan yang berpendapat tsunami tersebut akan lebih tinggi dari kedalaman air yang dihantam meteor itu sendiri. Di pihak lain, ada juga ilmuan yang berpendapat kalau tumbukan demikian justru membuka celah di dasar laut sehingga gelombang tsunami teredam (efek Van Dorn) dan tidak menghasilkan bahaya bagi penduduk di pantai.

Simulasi

Mari kita jatuhkan meteor raksasa di kota Bandung. Kita sendiri tinggal di Jakarta. Pembaca yang tinggal di Bandung bisa membayangkan mengungsi ke Jakarta sebentar sambil melihat meteor jatuh di Bandung.  Jangan khawatir kita akan membuat tiga kota Bandung. Dan tiga-tiganya akan kita jatuhi meteor dengan kecepatan hantam yang sama, yaitu 20 km/detik dan sudut masuknya juga sama yaitu 45 derajat.

Skenario 1 : Meteor sedang
Disini kita menggunakan meteor yang pernah menciptakan kawah Barringer di Arizona. Meteor ini memiliki diameter 40 meter  dan merupakan asteroid besi berkepadatan 8 ton per meter kubik. Ia akan jatuh di target endapan berkepadatan 2.5 ton/meter kubik di Bandung, katakanlah Cibiru
 
Skenario 2 : Meteor Besar
Meteor yang kita gunakan berdiameter 1.75 km. Tersusun dari batu dengan kepadatan 2.7 ton/meter kubik. Target adalah kristalin berkepadatan 2.75 ton/meter kubik di Bandung, mungkin Kopo. Meteor ini adalah meteor yang menyebabkan terbentuknya kawah Reis di Jerman.
 
Skenario 3: Meteor Raksasa
Ini yang memusnahkan dinosaurus di masa lalu. Diameternya 18 km. Targetnya juga kristalin.

Ukuran Meteor (km) 0.04 (besi) 1.75 18
Persentase berkurangnya kecepatan saat memasuki atmosfer 50 Tidak berkurang Tidak berkurang
Energi tumbukan (Joule) 1.3 x 1016 1.5 x 1021 1.65 x 1024
Energi tumbukan (Megaton) 3.2 3.6 x 105 3.9 x 108
Selang kejadian (tahun untuk planet Bumi) 1000 2.1 juta 460 juta
Diameter kawah (km) 1.2 (sederhana) 23.7 (kompleks) 186 (kompleks)
Radius bola api (km) Tidak ada bola api karena kecepatan tumbuk yang rendah 23 236
Waktu radiasi setelah tumbukan (detik) Tidak ada bola api 1.2 Di dalam bola api
Paparan panas (MJ/m2) Tidak ada bola api 14.8 Di dalam bola api
Kerusakan akibat radiasi panas Tidak ada bola api Luka bakar tingkat tiga (parah); banyak kebakaran Di dalam bola api, semua terpanggang
Waktu kedatangan gempa (detik) 40 40 40
Kekuatan Gempa (skala Richter) 4.9 8.3 10.4
Kekuatan Gempa (skala Mercalli) I – III VII – VIII X – XI
Waktu kedatangan awan batu (detik) Debu diblokir oleh atmosfer 206 206
Ketebalan awan batu (meter) Tidak ada 0.09 137
Diameter batu (cm) Tidak ada 2.4 Di dalam bola api
Waktu kedatangan letupan (detik) 606 606 606
Tekanan letupan puncak (bar) 0.004 0.80 77
Kecepatan angin maksimum (m/s) 0.96 145 2220
Kerusakan akibat letupan Tidak ada Bangunan kayu dan yang tidak kokoh runtuh; jendela kaca pecah; 90% pohon tumbang Hampir semua bangunan dan jembatan roboh; kerusakan dan kekacauan kendaraan; 90% pohon tumbang

*Sumber : Faktailmiah.com

Akibat dari Meteor

Jatuhnya benda angkasa seperti terjadi di Rusia, juga pernah terjadi di Indonesia. Diantaranya bahkan cukup dahsyat tapi untungnya terjadi di laut sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.

Prof. Thomas Djamaluddin peneliti pada Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mengatakan di perairan Maluku pada tahun 1986 pernah dilaporkan terjadi 'bintang jatuh'. Asteroid yang masuk atmosfer bumi di atas langit Maluku itu terpantau satelit.

Kemudian pada 8 Oktober 2009 lalu asteroid berukuran 10 meter jatuh di perairan Bone, Sulawesi Selatan. Pada peristiwa jatuhnya asteroid di perairan Bone, kekuatan ledakan di atmosfer setara dengan 2 kali ledakan bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki. "Ledakan di angkasa itu mengakibatkan rumah-rumah di daratan Bone bergetar. Jatuhnya asteroid ke laut Bone juga menimbulkan meningkatnya gelombang laut, tapi tidak signifikan menyebabkan tsunami saat itu," kata dia.

Jika asteorid seukuran yang jatuh di perairan Bone itu jatuh di daratan berpopulasi manusia, kata Thomas, dipastikan akan terjadi kehancuran massal. "Setidaknya satu kota itu bisa hancur," jelas Thomas

Jatuhnya benda angkasa ini memang sulit diprediksi, kecuali yang dimensinya cukup besar dan terdeteksi oleh alat buatan manusia. Tim pemantau asteroid Eropa pada tahun 2008 pernah mendeteksi jatuhnya meteor ke bumi. Setelah dilakukan perhitungan presisif, diketahui bahwa meteor ukuran 6 meter itu akan jatuh di padang pasir Sudan. "Butuh waktu 19 jam sebelum meteor itu jatuh ke bumi untuk melakukan perhitungan," katanya.

Nah, masalahnya adalah benda angkasa yang masuk ke atmosfer bumi cukup banyak. Untuk partikel-partikel kecil diperkirakan beratnya sekitar 25 ribu ton pertahun.

Untuk benda-benda angkasa berukuran besar inilah yang perlu diwaspadai. Space Guard Project, proyek pengamatan benda angkasa yang didanai bersama Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang sudah mengidentifikasi 1.323 asteroid terdeteksi mengancam karena lintasannya yang dekat dengan bumi dan berukuran panjang lebih dari 150 meter.

Pada 30 Juni 1908, dunia pernah dikagetkan jatuhnya sebuah meteor ukuran 30 meter di Siberia. Jatuhnya meteor itu menyebabkan hutan seluas Jakarta yang tidak berpenghuni, hangus terbakar.

Pada 65 juta tahun lalu, diperkirakan terjadi tumbukan meteor ukuran 10 km di Semenanjung Yucatan, Meksiko. Tumbukan ini mengakibatkan kehancuran global, perubahan iklim, dan dipercaya memusnahkan spesies dinosaurus.

Komet Halley


Komet Halley adalah suatu komet yang terlihat dari bumi setiap 75 atau 76 tahun sekali. Secara resmi diberi nama 1P/Halley, nama umumnya diberikan menurut nama Edmund Halley. Komet ini merupakan komet paling terkenal di antara komet-komet periodik lainnya. Walaupun pada setiap abad banyak komet berperiode panjang yang muncul dengan lebih terang dan dahsyat, Halley adalah satu-satunya komet dengan periode pendek yang tampak dengan mata telanjang, dan karenanya merupakan komet yang tampak dengan mata telanjang yang pasti kembali dalam rentang umur manusia. Kemunculannya sepanjang sejarah memiliki pengaruh yang besar terhadap sejarah manusia, walaupun penampakannya tidak dikenali sebagai obyek yang sama sampai abad ke-17. Komet Halley terakhir muncul di tata surya pada tahun 1986, dan kemungkinan besar akan muncul kembali pada pertengahan 2061. komet ini kemungkinan hanya bisa sekali dan jika berumur panjang, dapat dua kali melihat komet tersebut dalam hidupnya, karena rentang waktu yang begitu lama agar bisa dilihat dengan mata telanjang dari bumi.

Catatan Kuno tentang Komet Halley :

Menurut beberapa penulis kuno, menyebutkan sebuah meteor raksasa telah menghantam Yunani antara 466 SM dan 467 SM.
Penulis-penulis itu juga menjelaskan sebuah komet di langit pada saat meteorit jatuh ke Bumi, namun secara rinci hal ini telah memperoleh sedikit perhatian serius, ujar para peneliti.
Komet Halley terlihat selama hampir 80 hari pada 466 SM, para peneliti menulisnya dalam jurnal Kosmologi.
Menurut laporan New Scientist, hingga kini, awal terlihatnya komet tersebut adalah saat mengorbit pada 240 SM, sebuah peristiwa yang dicatat oleh para astronom China kuno.
Karena temuan ini baru dikonfirmasi, para peneliti telah menetapkan tanggal pertama diamatinya komet Halley adalah sekitar 226 tahun.
Buah pikiran baru ini berdasarkan catatan para penulis kuno. Dan sejumlah perhatian tentang meteorit dikatakan bahwa benda angkasa ini pernah menghantam Hellespont, wilayah utara Yunani sekitar 466-467 SM.
Benda angkasa seukuran 'gerbong' ini jatuh pada siang hari, menurut sejumlah sumber kuno.
Benda yang digambarkan sebagai obyek berwarna hangus itu telah menjadi tempat wisata selama lebih dari 500 tahun.

Macam-macam Zodiak




 
Zodiak berasal dari kata dalam bahasa Yunani Zoodiacos Cyclos Yang artinya Lingkaran Hewan.

Lingkaran Ekliptika

Di bola langit terdapat garis khayal yang disebut dengan lingkaran ekliptika. Jika diamati dari bumi, semua benda tatasurya (planet, Bulan dan Matahari) beredar dilangit mengelilingi lingkaran ekliptika. Keistimewaan dari keduabelas zodiak dibanding rasi bintang lainnya adalah semuanya berada di wilayah langit yang memotong lingkaran ekliptika. Jadi dapat disimpulkan zodiak adalah semua rasi bintang yang berada disepanjang lingkaran ekliptika. Rasi-rasi bintang tersebut adalah:
  1. Capricornus: Kambing laut, Matahari berada di depan rasi ini selama 21 Jan – 16 Feb (26 hari)
  2. Aquarius: Pembawa Air, Matahari berada di depan rasi ini selama 16 Feb – 11 Mar (24 hari)
  3. Pisces: Ikan, Matahari berada di depan rasi ini selama 11 Mar – 18 Apr (38 hari)
  4. Aries: Domba, Matahari berada di depan rasi ini selama 18 Apr – 13 Mei (25 hari)
  5. Taurus: Kerbau, Matahari berada di depan rasi ini selama 13 Mei – 22 Jun (40 hari)
  6. Gemini: Si Kembar, Matahari berada di depan rasi ini selama 22 Jun – 21 Jul (29 hari)
  7. Cancer: Kepiting, Matahari berada di depan rasi ini selama 21 Jul – 10 Ags (20 hari)
  8. Leo: Singa, Matahari berada di depan rasi ini selama 10 Ags – 16 Sep (37 hari)
  9. Virgo: Gadis Perawan, Matahari berada di depan rasi ini selama 16 Sep – 31 Okt (45 hari)
  10. Libra: Timbangan, Matahari berada di depan rasi ini selama 31 Okt – 23 Nov (23 hari)
  11. Scorpius: Kalajengking, Matahari berada di depan rasi ini selama 23 Nov – 29 Nov (6 hari)
  12. Ophiuchus: Pawang Ular, Matahari berada di depan rasi ini selama 29 Nov – 18 Des (19 hari)
  13. Sagitarius : Si Pemanah, Matahari berada di depan rasi ini selama 18 Des – 21 Jan (34 hari)
Astrologi adalah ilmu yang menghubungkan antara gerakan benda-benda tatasurya (planet, bulan dan matahari) dengan nasib manusia. Karena semua planet, matahari dan bulan beredar di sepanjang lingkaran ekliptik, otomatis mereka semua juga beredar di antara zodiak. Ramaalan astrologi didasarkan pada kedudukan benda-benda tatasurya di dalam zodiak.
Seseorang akan menyandang tanda zodiaknya berdasarkan kedudukan matahari di dalam zodiak pada tanggal kelahirannya. Misalnya, orang yang lahir awal desember akan berzodiak Sagittarius, Karena pada tanggal tersebut Matahari berada di wilayah rasi bintang Sagittarius. Kedudukan Matahari sendiri dibedakan antara waktu tropikal dan waktu sideral yang menyebabkan terdapat dua macam zodiak, yaitu zodiak tropikal dan zodiak sideral. Sebagian besar astrologer Barat menggunakan zodiak tropikal.

Kenapa Pluto tidak layak dikatakan Planet?

Jawabannya karena planet Pluto ukurannya terlalu kecil sehingga tidak layak disebut sebagai planet, selain itu orbit yang dimiliki oleh pluto tidak sesuai/berbahaya untuk planet lain (dapat bertabrakan dengan planet lain), tetapi pluto juga tidak dapat memancarkan sinar sendiri jadi pluto juga bukan bintang, maka dari itu pluto disebut benda langit.
Pluto telah mendapat nama baru sesuai dengan statusnya saat ini sebagai planet kerdil. Sejak sepekan lalu Pusat Planet Minor (MPC), organisasi resmi yang bertanggung jawab untuk pegumpulan data tentang asteroid dan komet di dalam sistem tata surya, ternyata telah mendaftarkan bekas planet kesembilan itu sebagai asteroid ke-134340.

Masuknya Pluto dalam katalog asteroid itu menegaskan keputusan Uni Astronomi Dunia tiga minggu lalu untuk menyingkirkan Pluto dari keluarga planet tata surya. Sejak itu Pluto hanya disetarakan dengan obyek-obyek kecil tata surya dengan garis orbit yang sudah pasti.

Bulan-bulan Pluto, Charon, Nix dan Hydra dianggap sebagai bagian dari sistem yang sama dan tidak didaftarkan dengan nomor yang berbeda. "Mereka hanya akan disebut 134340 I, II, dan III," kata Brian Marsden, Direktur Emeritus MPC.

Mulai Kamis (24/8/2006) jangan pernah terpeleset mengucapkan Planet Pluto. Karena sejak hari itu, Pluto sudah tidak lagi berhak menyandang predikat sebagai planet.

Sidang Umum Himpunan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU) Ke-26 di Praha, Republik Ceko, yang berakhir 25 Agustus, menghasilkan keputusan bersejarah dalam dunia astronomi dengan mengeluarkan Pluto dari daftar planet-planet di Tata Surya kita. Mulai sekarang, anggota Tata Surya hanya terdiri dari delapan planet, yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Keputusan mengeluarkan Pluto yang sudah menjadi anggota Keluarga Planet Tata Surya selama 76 tahun merupakan konsekuensi ditetapkannya definisi baru tentang planet. Resolusi 5A Sidang Umum IAU Ke-26 berisi definisi baru itu.

Dalam resolusi tersebut dinyatakan, sebuah benda langit bisa disebut planet apabila memenuhi tiga syarat, yakni mengorbit Matahari, berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat, dan memiliki jalur orbit yang jelas dan "bersih" (tidak ada benda langit lain di orbit tersebut).

Definisi tersebut adalah definisi universal pertama tentang planet sejak istilah planet dikenal di kalangan astronom, bahkan sebelum era Nicolaus Copernicus yang tahun 1543 membuktikan Bumi adalah salah satu planet yang berputar mengelilingi Matahari.

Dengan definisi baru tersebut, Pluto tidak berhak menyandang nama planet karena tidak memenuhi syarat yang ketiga. Orbit Pluto memotong orbit planet Neptunus sehingga dalam perjalanannya mengelilingi Matahari, Pluto kadang berada lebih dekat dengan Matahari dibandingkan Neptunus.

Planet kerdil

Pluto kemudian masuk dalam keluarga baru yang disebut planet kerdil atau planet katai (dwarf planets). Keluarga ini beranggotakan Pluto dan benda-benda langit lain di Tata Surya yang mirip dengan Pluto, termasuk di dalamnya asteroid terbesar Ceres, satelit Pluto, Charon, dan beberapa benda langit lain yang baru saja ditemukan.

Menurut Direktur Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat, Dr Taufiq Hidayat, keputusan Sidang Umum IAU tersebut adalah puncak perdebatan ilmiah dalam astronomi yang sudah berlangsung sejak awal 1990-an lalu. Perdebatan tersebut dipicu berbagai penemuan baru yang menimbulkan keraguan apakah Pluto masih layak disebut planet atau tidak.

"Karakteristik Pluto memang berbeda dengan planet-planet lainnya. Bahkan komposisi kimianya lebih menyerupai komet daripada planet," ungkap astronom yang mendalami bidang ilmu-ilmu planet ini.

Selain itu, perkembangan teknologi teleskop juga membawa pada penemuan berbagai benda langit yang masuk dalam kelompok Obyek Sabuk Kuiper (Kuiper Belt Object/KBO). Sabuk Kuiper sendiri adalah sebutan untuk wilayah di luar orbit planet Neptunus hingga jarak 50 Satuan Astronomi (SA/1 Satuan Astronomi = jarak rata-rata Matahari-Bumi, yakni sekitar 149,6 juta kilometer) dari Matahari.



Hasil sidang Umum Himpunan Astronomi Internasional ke-26 di Praha, Ceko, 25 Agustus lalu, mencabut status Pluto sebagai planet ke sembilan dalam tata surya kita. Dalam sidang tersebut Pluto dinyatakan tidak masuk dalam kategori planet namun hanya sebagai benda angkasa biasa. Definisi baru planet dalam sidang tersebut berubah, yaitu memiliki orbit yang mengelilingi Matahari, memiliki massa yang cukup besar dengan diameter lebih dari 800 kilometer. Ciri terakhir adalah memiliki orbit yang tidak memotong orbit planet lainnya. Sedangkan dalam kenyataannya, Pluto sudah dikenal sebagai planet ke sembilan dalam sistem tata surya kita. Namun, dalam pengamatannya, ternyata Pluto memiliki orbit yang sering kali menyimpang atau bersinggungan dengan orbit planet lainnya. Berdasar definisi terbaru itulah, akhirnya Pluto ditetapkan sebagai benda angkasa biasa dan planet kerdil.

Beberapa KBO sangat menarik perhatian karena berukuran hampir sama atau bahkan lebih besar daripada Pluto (diameter 2.300 km) dan ada yang memiliki satelit atau "bulan". Beberapa obyek tersebut, antara lain, Quaoar (diameter 1.000 km-1.300 km), Sedna (1.180 km- 1.800 km), dan yang paling terkenal adalah obyek bernama 2003 UB313 yang ditemukan Michael Brown dari California Institute of Technology (Caltech) pada 2003 lalu. Obyek yang dijuluki Xena tersebut memiliki diameter 2.400 km, yang berarti lebih besar daripada Pluto. Xena sempat dihebohkan sebagai planet ke-10 Tata Surya.
Tidak hanya kehilangan statusnya sebagai planet kesembilan di tata Surya, nama Pluto kini tinggal kenangan. Sejak 7 September, Minor Planet Center (MPC), organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan data mengenai asteroid dan komet di Tata Surya memberinya identitas baru sebagai asteroid dengan nomor 134340. "Satelit-satelit yang mengelilingi Pluto, yakni Charon, Nix, dan Hydra dianggap satu sistem sehingga tidak diberikan penomoran berbeda," kata direktur emeritius MPC, Brian Marsden. Namun, ketiganya akan disebut 134340 I, II, dan III. Penamaan ini merupakan tindak lanjut keputusan Himpunan Astronomi Internasional (IAU) yang mengeluarkan Pluto dari kategori planet yang ditetapkan dalam Sidang Umum IAU. Meski belum didefiniskan secara formal. Pluto dikelompokkan ke dalam kategori planet kerdil bersama asteroid terbesar Ceres, dan Xena yang dipopulerkan sebagai planet kesepuluh saat penemuannya. Dengan masuknya Pluto sebagai asteroid, sejauh ini ada 136.563 objek asteroid yang telah dicatat MPC. Sebanyak 2.224 objek baru dicatat selama seminggu terakhir dan Pluto merupakan yang pertama. Xena yang saat penemuannya diberi identitas 2003 UB313 kini juga dikategorikan asteroid dengan nomor 136199. Sedangkan, dua objek baru yang ditemukan di daerah Kuiper Belt yakni 2003 EL61 dan 2003 FY9 disebut asteroid dengan nomor 136108 dan 136472. Meski demikian, MPC juga mengeluarkan pengumuman terpisah yang menyatakan bahwa pemberian identitas nomor asteroid kepada Pluto dan objek-objek besar dekat orbit Neptunus tidak menghalangi kemungkinan pengelompokan ganda. Misalnya, saat IAU menentukan katalog spesifik astronomi mengenai planet kerdil, objek-objek tersebut mungkin masuk dalam kelompok ini. mungkin masuk dalam kelompok ini.


Sejak saat itu, lanjut Taufiq, terjadi perbedaan pendapat di kalangan astronom. "Pilihannya adalah memasukkan Ceres, Charon, dan 2003 UB313 ke dalam keluarga planet sehingga jumlah planet menjadi 12, atau mengeluarkan Pluto. Akhirnya pilihan kedua yang disepakati," tutur mantan Ketua Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung ini.

Kesepakatan itu sendiri bukannya datang dengan mudah. Taufiq mengatakan, pengambilan keputusan itu bahkan dicapai dengan cara pemungutan suara di antara para anggota IAU yang hadir setelah didahului perdebatan yang sangat sengit. Empat astronom senior dari Indonesia turut serta dalam Sidang Umum IAU tersebut, yakni Jorga Ibrahim, Iratius Radiman, Suryadi Siregar, dan Ny Permana Permadi. Mereka belum bisa diwawancarai karena belum kembali di Tanah Air sampai tulisan ini dibuat.

Kontroversi

Keputusan melepas status planet dari Pluto tentu saja sangat mengejutkan semua pihak. "Kata 'planet' dan gagasan tentang planet bisa menjadi sangat emosional karena itu adalah hal yang kita pelajari sejak kita masih kanak-kanak," ungkap Richard Binzel, profesor ilmu-ilmu planet dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang menentang "pemecatan" Pluto, seperti dikutip Associated Press.

Orang paling terpukul dengan keputusan ini adalah Patricia Tombaugh (93), janda Clyde Tombaugh, ilmuwan yang menemukan Pluto pada 18 Februari 1930. "Ini sangat mengecewakan dan sangat membingungkan. Saya tidak tahu bagaimana harus menghadapi ini, rasanya seperti kehilangan pekerjaan," tuturnya kepada AP dari rumahnya di Las Cruces, New Mexico.

Beberapa pihak memprediksi debat mengenai status Pluto tidak akan berakhir di sini. Alan Stern, ketua misi pesawat ruang angkasa NASA, New Horizon, yang diluncurkan ke Pluto, Januari lalu, mengaku merasa "malu" terhadap keputusan itu. Meski demikian, misi senilai 700 juta dollar AS dan baru akan tiba di Pluto pada 2015 itu tetap akan dilanjutkan. "Ini benar-benar sebuah definisi yang ceroboh. It's bad science. Ini belum selesai," ujar Stern.
Wajar

Wajar saja pencopotan gelar planet dari Pluto memicu reaksi yang emosional. Pluto selama ini memiliki tempat tersendiri di hati para astronom, baik yang profesional maupun amatir. Pluto sering dianggap "Si Bungsu dari Tata Surya" karena jaraknya yang terjauh dari Matahari dan ditemukan paling akhir dibandingkan delapan planet lainnya.

Orbit Pluto yang sangat lonjong dan tidak sejajar dengan bidang lintasan planet lainnya juga membuat planet ini unik. Pluto juga sempat dianggap sebagai jawaban dari misteri Planet X, sebuah planet hipotetis yang diduga ada di luar orbit Neptunus dan menyebabkan gangguan pada orbit planet Uranus dan Neptunus. Meski ukuran Pluto kemudian terbukti terlalu kecil untuk menjadi Planet X, dugaan tersebut menjadi bagian dari legenda Pluto.

Selain itu, keputusan pencabutan Pluto dari keluarga planet Tata Surya ini juga membawa konsekuensi perubahan seluruh buku pelajaran, kamus astronomi, buku pintar, dan ensiklopedia di dunia yang sudah terlanjur mencantumkan Pluto sebagai planet ke-9. Bayangkan kerepotan yang akan terjadi.

Namun, Taufiq Hidayat mengatakan, inilah konsekuensi dari perkembangan ilmu pengetahuan. Perubahan definisi planet dan keluarnya Pluto dari keluarga planet hanyalah sebuah pengingat bagi kita semua bahwa ilmu pengetahuan yang kita pahami dan kita yakini kebenarannya sekarang ini bukanlah sebuah kesimpulan final. Masih banyak kebenaran yang belum kita temukan.

Planet Neptunus




Pengertian


Neptunus merupakan planet terjauh kedelapan jika ditinjau dari Matahari. Neptunus memiliki jarak rata-rata dengan Matahari sebesar 4.450 juta km. Neptunus memiliki diameter mencapai 49.530 km dan memiliki massa 17,2 massa Bumi. Periode rotasi planet ini adalah 16,1 jam, sedangkan periode revolusi adalah 164,8 tahun. Bentuk planet ini mirip dengan Bulan dengan permukaan terdapat lapisan tipis silikat. Komposisi penyusun planet ini adalah besi dan unsur berat lainnya. Planet Neptunus memiliki 8 buah satelit, di antaranya Triton, Proteus, Nereid dan Larissa.

Struktur Dalam

Komposisi Neptunus mirip dengan Uranus dibentuk oleh es dan batu dengan sekitar 15% hidrogen dan sedikit helium. Seperti UranusTapi tidak seperti Jupiter dan Saturnus, Dia tidak bisa memiliki lapisan internal yang berbeda. Neptunus memiliki inti kecil (Tentang ukuran Bumi) terdiri dari material berbatu. Suasana sebagian besar hidrogen dan helium dengan sejumlah kecil gas metana-yang berbeda.

Struktur Luar

Atmosfer Neptunus terdiri dari 80±3,2% Hidrogen, 19±3,2% Helium, 1,5±0,5% Metana dan yang lainnya berupa es yang hampir sama dengan Uranus.

Warna biru Neptunus sebagian besar merupakan hasil dari menyerap cahaya merah dari metana di atmosferTetapi ada juga beberapa komponen yang tak dikenal, yang memberikan warna biru awan.

Neptunus telah angin cepat Tata surya pada kecepatan 2000 km / jam.
Seperti Jupiter dan Saturnus, Neptunus memiliki sumber panas internal, ia memancarkan energi dua kali lebih dari yang diterimanya dari Matahari.

Ciri-Ciri
NOJENISHASIL
1Nama PlanetNeptunus
2Kala Rotasi16,1 Jam
3Kala Revolusi164,8 tahun
4AtmosferHidrogen, Helium, Metana, Air, Amonia, dsb
5Satelit Alam(8) di antaranya Triton, Proteus, Nereid
6Jarak Di Matahari4.450 juta km
7Diameter Planet49.530 km
8Warna Planetbiru

Cincin Planet



Neptunus memiliki cincin debu tipis yang ditemukan pada tahun 1989 oleh Voyoger 2. Cincin Neptunus hampir sama dengan cincin Jupiter dimana hampir tak terlihat, tidak seperti cincin pada Saturnus atau Uranus. Cincin Neptunus dari yang terdekat adalah Galle, LeVerrier, Lassell, Arago dan Adams. Disamping itu masih ada satu cincin gelap lainnya yang dan masih belum memiliki nama yang orbitnya memotong orbit bulan Neptunus Galatea. Di area cincin gelap Neptunus selain Galatea masih ada tiga bulan Neptunus, yaitu Naiad, Thalassa, dan Despina.

Pada tahun 1968, melalui okultasi bintang untuk pertama kalinya cincin Neptunus dideteksi, namun pada waktu itu masih belum disadari bahwa itu adalah berupa cincin. Cincin Neptunus baru dibuktikan keberadaannya ketika Voyoger 2 melakukan terbang lintas pada tahun 1989.

Cincin Neptunus memiliki partikel-partikel yang sangat gelap, jumlah debu dalam cincin Neptunus ini mencapai 20 - 70 %. Kandungan debu yang cukup tinggi terdapat pada Galle dan LeVerrier yang mencapai 40 - 70 %, sedangkan kandungan debu terendah terdapat pada Lassell yaitu hanya sekitar 20 - 40 % saja.

Cincin Neptunus diduga masih sangat muda, lebih muda dari usia tata surya kita. Diperkirakan cincin ini terbentuk dari tabrakan satelit dalam di Neptunus dan kemudian membentuk sabuk debu di area tersebut dan akhirnya menjadi cincin planet Neptunus.

Planet Uranus


 
Uranus adalah planet ketujuh dari Matahari dan planet yang terbesar ketiga dan terberat keempat dalam Tata Surya. Ia dinamai dari nama dewa langit Yunani kuno Uranus (Οὐρανός) ayah dari Kronos (Saturnus) dan kakek dari Zeus (Jupiter). Meskipun Uranus terlihat dengan mata telanjang seperti lima planet klasik, ia tidak pernah dikenali sebagai planet oleh pengamat dahulu kala karena redupnya dan orbitnya yang lambat.

Sir William Herschel mengumumkan penemuannya pada tanggal 13 Maret 1781, menambah batas yang diketahui dari Tata Surya untuk pertama kalinya dalam sejarah modern. Uranus juga merupakan planet pertama yang ditemukan dengan menggunakan teleskop.

Uranus komposisinya sama dengan Neptunus, dan keduanya mempunyai komposisi yang berbeda dari raksasa gas yang lebih besar, Jupiter dan Saturn. Karenanya, para astronom kadang-kadang menempatkannya dalam kategori yang berbeda, “raksasa es”. Atmosfer Uranus, yang sama dengan Jupiter dan Saturnus karena terutama terdiri dari hidrogen dan helium, mengandung banyak “es” seperti air, amonia dan metana, bersama dengan jejak hidrokarbon.

Atmosfernya itu adalah atmofer yang terdingin dalam Tata Surya, dengan suhu terendah 49 K (−224 °C). Atmosfer planet itu punya struktur awan berlapis-lapis dan kompleks, dan dianggap bahwa awan terendah terdiri atas air, dan lapisan awan teratas diperkirakan terdiri dari metana. Kontras dengan itu, interior Uranus terutama terdiri atas es dan bebatuan.

Seperti planet raksasa lain, Uranus mempunyai sistem cincin, magnetosfer serta banyak bulan. Sistem Uranian konfigurasinya unik di antara planet-planet karena sumbu rotasi miring ke sampingnya, hampir pada bidang revolusinya mengelilingi Matahari. Sehingga, kutub utara dan selatannya terletak pada tempat yang pada banyak planet lain merupakan ekuator mereka. 

Dilihat dari Bumi, cincin Uranus kadang nampak melingkari planet itu seperti sasaran panah dan bulan-bulannya mengelilinginya seperti jarum-jarum jam, meskipun pada tahun 2007 dan 2008 cincin itu terlihat dari tepi. Tahun 1986, gambar dari Voyager 2 menunjukkan Uranus sebagai planet yang nampak tidak berfitur pada cahaya tampak tanpa pita awan atau badai yang diasosiasikan dengan raksasa lain. 

Akan tetapi, pengamat di Bumi melihat tanda-tanda perubahan musim dan aktivitas cuaca yang meningkat pada tahun-tahun belakangan bersamaan dengan Uranus mendekati ekuinoksnya. Kecepatan angin di planet Uranus dapat mencapai 250 meter per detik (900 km/jam, 560 mil per jam)

Orbit dan Rotasi

Uranus mengitari Matahari sekali dalam 84 tahun. Jarak rata-ratanya dari Matahari kira-kira 3 milyar km (sekitar 20 SA). Intensitas sinar matahari di Uranus sekitar 1/400 yang ada di Bumi.Elemen orbitnya dihitung pertama kali tahun 1783 oleh Pierre-Simon Laplace. Dengan berjalannya waktu, perbedaan mulai terlihat antara orbit yang diprediksikan dan yang diamati, dan pada tahun 1841, John Couch Adams pertama kali mengajukan bahwa perbedaan itu mungkin disebabkan sentakan gravitasi oleh sebuah planet yang tidak terlihat. Pada tahun 1845, Urbain Le Verrier mulai riset mandirinya sendiri tentang orbit Uranus. Pada 23 September 1846, Johann Gottfried Galle menemukan lokasi satu planet baru, yang kemudian diberinama Neptunus, hampir pada posisi yang diprediksikan oleh Le Verrier.

Periode rotasi interior Uranus adalah 17 jam, 14 menit. Akan tetapi, seperti semua raksasa gas lainnya, atmosfer atasnya mengalami angin badai yang sangat kuat pada arah rotasi. Akibatnya, pada beberapa garis lintang, seperti dua per tiga lintang dari khatulistiwa ke kutub selatan, fitur-fitur atmosfer itu yang nampak bergerak jauh lebih cepat, menjadikan rotasi penuhnya sekecil 14 jam.

Kemiringan sumbu

Sumbu rotasi Uranus terletak pada sisinya dipandang dari bidang Tata Surya, dengan kemiringan sumbu 97,77°. Ini memberinya perubahan musim yang sama sekali tidak seperti planet utama lain. Planet-planet lain dapat dibayangkan sebagai gasing yang berputar termiring-miring relatif terhadap bidang tata surya, sementara Uranus berotasi lebih seperti bola yang menggelinding termiring-miring. Berdekatan dengan waktu solstis Uranian, satu kutubnya menghadap Matahari terus-menerus sedangkan kutub lainnya menghadap ke arah sebaliknya. Hanya segaris daerah sempit di sekitar ekuator yang mengalami pergantian siang-malam dengan cepat, namun dengan Matahari sangat rendah dari kaki langit seperti di daerah kutub di Bumi. Pada sisi orbit Uranus yang lain orientasi kutub-kutubnya terhadap Matahari adalah sebaliknya. Tiap kutub terus-menerus disinari Matahari sekitar 42 tahun, diikuti dengan 42 tahun yang gelap. Dekat waktu ekuinoks, Matahari menghadap ekuator Uranus memberi periode pergantian siang-malam sama seperti yang terlihat pada kebanyakan planet lain. Uranus mencapai ekuinoks terkininya pada tanggal 7 December 2007

Salah satu akibat orientasi sumbu rotasi ini adalah bahwa, rata-rata dalam satu tahun, daerah kutub menerima masukan energi yang lebih besar dari Matahari daripada daerah ekuatornya. Namun demikian, Uranus lebih panas ekuatornya daripada kutubnya. Mekanisme yang mendasari yang menyebabkan hal ini tidak diketahui. Alasan tidak biasanya kemiringan sumbu Uranus juga tidak diketahui pasti, namun perkiraan umum adalah bahwa selama pembentukan Tata Surya, protoplanet seukuran Bumi bertubrukan dengan Uranus, menyebabkan orientasinya yang miring tersebut. Kutub selatan Uranus menunjuk hampir kepada Matahari saat terbang dekat Voyager 2 tahun 1986. Penyebutan kutub ini sebagai “selatan” menggunakan definisi yang sekarang disetujui oleh Persatuan Astronomi Internasional, yaitu bahwa kutub utara suatu planet atau satelit adalah kutub yang menunjuk ke atas bidang invariabel Tata Surya, kemanapun arah planet itu berputar. Akan tetapi, perjanjian yang berbeda kadang digunakan, di mana kutub utara dan selatan suatu benda didefinisikan menurut aturan tangan kanan sehubungan dengan arah rotasi. Menurut sistem koordinat yang belakangan ini, kutub utara Uranus adalah yang disinari Matahari pada tahun 1986.

Kecemerlangan

Dari tahun 1995 sampai 2006, magnitudo tampak Uranus berfluktuasi antara +5,6 dan +5,9; menempatkannya hampir pada batas daya lihat mata telanjang pada +6.5. Diameter angularnya antara 3,4 dan 3,7 detik busur, dibandingkan dengan 16 hingga 20 detik busur untuk Saturnus dan 32 sampai 45 detik busur untuk Jupiter. Saat oposisi, Uranus terlihat dengan mata telanjang dalam langit yang gelap dan tidak terpolusi cahaya, dan menjadi sasaran yang mudah bahkan dalam kondisi perkotaan dengan teropong. Dalam teleskop amatir yang lebih besar dengan diameter lensa objektif antara 15 dan 23 cm, planet itu nampak sebagai piringan biru pucat dengan penggelapan tepi yang khas. Dengan teleskop besar yang ukurannya 25 cm atau lebih lebar, pola-pola awan, begitu pula beberapa satelit yang lebih besar, seperti Titania dan Oberon, mungkin juga kelihatan.

sumber : wikipedia