Sejarah Pengamatan Matahari
Sejak masa Galileo Galilei (1610) pengamatan terhadap matahari sudah
mulai dilakukan, hanya saja pada masa itu pengamatan dilakukan dari bumi
dengan bantuan teleskop manual. Bahkan para ahli astronomi dari
Kekaisaran China sudah melakukan pengamatan matahari dalam tataran
kosmologi dan melakukan pengamatan dengan mata telanjang sejak fajar
hingga senja. Mereka menganggap perubahan yang terjadi pada matahari,
seperti menurunnya tingkat kecerahan cahaya karena adanya noda matahari,
sebagai sebuah pertanda akan datangnya bencana. Tetapi pasca Perang
Dunia II, ilmu mengenai matahari mulai memasuki ruang angkasa sehingga
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini memberikan kemajuan
besar dibidang astronomi pada umumnya dan matahari pada khususnya. Dan
sejak itu dimulailah ekspedisi-ekspedisi luar angkasa untuk mengamati
matahari.
Ekspedisi-1
Sekitar
tahun 1960 Roket V2 Jerman diluncurkan untuk merekam aktifitas matahari
secara langsung dari luar atmosfer bumi. Roket V2 menjadi roket pertama
yang membawa peralatan khusus yang akan mencatat aktifitas matahari.
Tetapi sayangnya film itu tidak pernah ditemukan karena roket tersebut
hancur ketika kembali ke bumi. Ya. Tim Roket mengalami kesulitan untuk
membawanya kembali ke bumi dengan selamat. Belajar dari kegagalan
tersebut, kemudian para astronom merancang ekspedisi berikutnya. Dalam
ekspedisi kali ini Tim Roket menyertakan seorang Ahli Astro-Fisika, Don
Mitchels, sekaligus penemu koronagraf, yaitu sebuah teleskop yang digunakan untuk mengamati korona dengan menutup bola matahari sehingga hanya bagian korona
saja yang terlihat, pengamatan dengan metode seperti ini bisa dikatakan
menyerupai simulasi gerhana matahari. Don membantu Tim Roket dengan
membawa serta koronograf dalam ekspedisi. Ekspedisi kali ini
bertujuan untuk merekam aktifitas matahari, mengirimkan hasilnya melalui
bantuan satelit dan merekonstruksinya dengan menggunakan film polaroid.
Pada ahirnya ekspedisi ini membawa hasil. Para ilmuan menemukan
adanya pergerakan cahaya putih yang menjauhi matahari dengan kecepatan
cukup tinggi. Inilah badai matahari atau yang kita kenal dengan CME
(Coronal Mass Ejection). Hasil penelitian ini memberikan gambaran
aktifitas matahari secara lebih mendalam. Tetapi pada masa itu para
ilmuan belum mengetahui apa dampak aktifitas tersebut bagi bumi?
Ekspedisi-2
Untuk mencari tau lebih jauh aktifitas matahari, pada tahun 1973 SKYLAB
diluncurkan sebagai stasiun luar angkasa yang mengawasi aktifitas
matahari secara langsung dengan merekam minimal 1 CME setiap harinya.
Ekspedisi-3
Untuk mendukung SKYLAB, tahun 1995 SOHO diluncurkan untuk mengawasi aktifitas matahari selama 24 jam penuh dengan penampakan mata biasa dan ultraviolet. Orbit SOHO terletak di antara bumi dan matahari dimana grafitasi keduanya seimbang. SOHO sendiri merupakan proyek luar angkasa hasil kolaborasi Agen Angkasa Eropa dan NASA. Peluncuran ini dimaksudkan untuk mempelajari fisik dan struktur matahari serta untuk mengetahui tanda bahaya terkait aktifitas matahari dan dampaknya terhadap bumi, seperti badai matahari.
Aktifitas Matahari
Dalam 20 tahun terahir diketahui bahwa energi matahari mengalami perubahan. Hal tersebut terlihat dari jumlah sunspot yang mengalami perubahan secara terus-menerus. Jumlah sunspot memberikan pengaruh besar terhadap volume dan energi yang di lontarankan oleh CME (Coronal Mass Ejection). Semakin banyak jumlah sunspot di matahari maka semakin besar pula volume dan energi CME yang akan dilontarkan.
Sunspot merupakan bintik hitam di permukaan matahari yang terbentuk
dilokasi dimana terdapat medan magnet yang cukup besar, dan sunspot bisa
berukuran lebih besar dari ukuran bumi. Area bintik hitam ini memiliki
suhu 1000 derajat lebih rendah dibandingkan permukaan disekelilingnya
dan bisa bertahan hingga 4 bulan. Sedangkan CME (Coronal Mass Ejection)
merupakan energi matahari (terdiri dari elektron) yang terlepas dan
berhembus keluar menjauhi matahari. Ketika CME dilontarkan dalam jumlah
besar melebihi 10 juta ton/detik dengan kecepatan melebihi 500 km/detik
maka dia akan berubah menjadi badai matahari.
Proses
terjadinya badai matahari sangat dipengaruhi oleh banyak tidaknya
keberadaan titik-titik medan magnet. Jalur medan magnet matahari
berputar searah dengan rotasi matahari (ke kanan) dan kekuatan magnet
matahari selalu mengalami perubahan tergantung pada aktifitas yang
ditimbulkan oleh rotasi matahari. Matahari selalu mengalami peningkatan
aktifitas setiap 8-15 tahun, dan setiap edaran tersebut, jalur magnetik
matahari mengalami kekacauan yang mengakibatkan munculnya bintik-bintik matahari. Pada puncak edaran matahari (solar max)
inilah biasanya matahari mulai menyerang dengan badainya dikarenakan
pada puncak edaran ini jumlah sunspot semakin banyak sehingga jumlah
volume dan energi yang dilontarkan CME juga semakin besar. Ketika edaran
bintik matahari meningkat maka cahaya matahari akan melemah, dan sebaliknya, ketika bintik matahari
melemah matahari akan bersinar lebih terang bahkan hingga mencapai 1000
kali lipat. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai matahari bisa
menilik artikel berikut Mengenal Badai Matahari, Badai Matahari Tidak Membahayakan Bumi dan Mengenal Matahari
Conclusion
Kita tidak pernah tau apa yang bisa matahari lakukan pada bumi? walaupun kita sudah memiliki tekhnologi yang begitu maju. Ya. Tekhnologi kita memang semakin maju. Tapi kebanyakan dari kita justru semakin melupakan alam. Lihatlah mereka yang keluar di malam hari, mereka sudah tidak peduli lagi ketika bintang dan bimasakti sudah tidak lagi terlihat. Mereka terlalu sibuk untuk melihat ke atas. Perlu kita ketahui bahwa matahari mendominasi planet kita dalam hal ukuran dan kekuatan. Perubahan sekecil apapun yang terjadi di matahari akan memberikan pengaruh pada bumi. Apapun yang terjadi pada matahari bumi harus mengikutinya. Dan apapun yang terjadi pada bumi manusiapun harus mengikutinya. Setiap pagi matahari terbit untuk membangunkan kita, mengendalikan planet kita, membuat kehidupan terus berjalan, dan yang bisa kita pastikan hanyalah bahwa matahari akan terbit kembali esok hari. Sadarkah, kita hanya mahluk kecil dalam dunia yang begitu amat sangat luasnya, dengan ancaman yang begitu besarnya diluar sana. Semoga dengan ini manusia menjadi semakin sadar betapa kecilnya mereka dihadapan Tuhannya.
Sumber : National Greographic – Solar Blast